Penduduk, Kebudayaan dan Kepribadian, serta Kebudayaan Barat
Penduduk, Kebudayaan dan Kepribadian, serta Kebudayaan Barat
A. PENDUDUK
I.
Pengertian Penduduk
Penduduk adalah orang-orang yang berhak berada
dalam satu daerah/wilayah dan terikat oleh aturan-aturan bersama yang harus
diikuti, dan mempunyai kewarganegaraan yang sah. Serta saling berinteraksi
antara satu dengan yang lain secara terus-menerus.
Pengertian
penduduk dalam sosiologi adalah penduduk merupakan kumpulan manusia yang menepati
wilayah geografi dan ruang tertentu.
II.
Pertumbuhan penduduk
Adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan
dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan
"per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk
merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering
digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk,
dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
III.
Perkembangan Penduduk Dunia
Manusia diperkirakan hidup di dunia sudah
sekitar dua juta tahun yang lalu. Pada waktu itu jumlahnya masih sangat
sedikit. Bahkan pada 10.000 tahun sebelum masehi, penduduk dunia diperkirakan
baru sekitar 5 juta jiwa.
Namun demikian, pada tahun pertama setelah
masehi, jumlah penduduk dunia telah berkembang hampir mencapai 250 juta jiwa.
Dari tahun pertama setelah masehi, sampai kepada masa permulaan revolusi
industri di sekitar tahun 1750, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat
menjadi 728 juta jiwa. Selama 200 tahun berikutnya (1750 – 1950) tambahan
penduduk sebanyak 1,7 milyar jiwa. Tetapi dalam 25 tahun berikutnya (1950 –
1975), ditambah lagi dengan 1,5 milyar jiwa, yang jika dijumlahkan seluruhnya
pada akhir tahun 1975 telah mencapai hampir 4 milyar jiwa. Pada tahun 1986,
populasi dunia sudah mendekati angka 5 milyar. Pada tahun 2005 jumlah penduduk
dunia sudah mencapai angka 6,45 milyar. (sumber: Duran (1967), Todaro (1983),
UN (2001), UN (2005))
Dari pertambahan absolut populasi dunia ini,
dapat dikemukakan bahwa sejak tahun 1650 Masehi sampai tahun 2005 Masehi,
rata-rata pertambahan penduduk dunia persatuan waktu adalah sebanyak 16,63 juta
orang pertahun.
IV.
Faktor-Faktor Demografi yang Mempengaruhi
Pertambahan Penduduk
a) Kematian
Kematian
adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian
bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka
kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya
kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor
penghambat kematian.
a) Kelahiran
Kelahiran
bersifat menambah jumlah penduduk maka akan menimbulkan beberapa faktor yang menghambat
kelahiran dan yang mendukung kelahiran.
a) Imigrasi
Apabila
setiap penduduk pindah ke kota dan mereka menjadikan KTP menjadi dua maka akan
sulit apabila di data tidak akan terpenuhi akan sulit mendata penduduk dengan
data pasti.
V.
Pengertian dan Akibat Migrasi
Secara umum Migrasi adalah perpindahan
penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati
batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi
internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang
relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
Ada dua dimensi penting dalam penalaahan
migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
Tinjauan migrasi secara regional sangat penting
dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak
merata.Migrasi salah satu dari tiga komponen dasar dalam demografi, Migrasi
bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi
dinamika kependudukan di suatu wilayah.
Berikut ini adalah akibat yang muncul dari
migrasi:
i.
Pengaruh
Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Ekonomi
Dampak kepadatan
penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya
beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat
menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya, lapangan
kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
ii.
Pengaruh
Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial
Jika lapangan
pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan
meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan
penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin
meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan
masyarakat.
iii.
Pengaruh
Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan
Jumlah penduduk
yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula.
iv.
Pencemaran
Lingkungan
Pencemaran atau
polusi adalah penambahan segala substansi ke lingkungan akibat
aktivitas manusia.
Macam-Macam Migrasi:
a.
Emigrasi
adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.
b.
Imigrasi
adalah masuknya penduduk ke dalam suatu daerah Negara tertentu.
c.
Urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
d.
Transmigrasi
adalah perpindahan penduduk antarpulau dalam suatu negara.
e. Remigrasi
adalah kembalinya penduduk ke negara asal setelah beberapa lama berada di
negara orang lain.
Proses Migrasi Penduduk dari Asal ke Daerah
Tujuan:
a. Dalam memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal.b. Kurangnya kesempatan kerja didaerah asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk.
c. Informasi yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi.
d. Informasi yang negatif yang dating ari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi.
e. Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
f. Makin tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
g. Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut.
h. Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dll)
i. Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas dari pada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin.
j. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk.
VI. Jenis Struktur Penduduk
a. Jumlah Penduduk: Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, Transmigrasi.b. Persebaran Penduduk: Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
c. Komposisi Penduduk: Merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.
B. KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di
Indonesia
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat
batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar,
misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa,
Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab (India), tapi kapak genggam semacam ini
tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara.
Berdasarkan
penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa
kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi
berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai
besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan
Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke
Filipina.
Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal
dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan
ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat
senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat
lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :
a.
Mulai
menetap dan membuat rumah
b.
Membentuk
kelompok masyarakat desa
c.
Bertani
d.
Berternak
untuk memenuhi kebutuhan hidup Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk
dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan
menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata
tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
Kebudayaan Hindu, Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai
masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan
setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia,
khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju
dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta
dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di
Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun
budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi
dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra,
seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di
Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut,
Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
Kebudayaan Islam
Abad ke 15 dan 16, agama islam telah
dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut
Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa.
Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad
ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik.
Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena
masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit
mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong
kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman.
Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara
Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir
Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan
negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan
golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan
menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan
Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk.
Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera
Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
C. KEBUDAYAAN BARAT
Unsur kebudayaan barat juga memberi warna
terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah
kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum
kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda.
Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan
pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul
bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama,
dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku
berkembang dua lapisan sosial; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan
kaum pegawai.
Sehubungan dengan itu penjelasan UUD 1945
memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaaan
bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat
Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak
kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45
ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan
budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang
dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia.
D.
KETERKAITAN ANTARA PENDUDUK,
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan yang besar biasanya
memiliki sub-kebudayaan, yang memiliki sedikit perbdaan dalam prilaku dan
kepercayaan dari kebudayaan induknya. Karena perbedaan umur, ras etnisitas,
kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender dapat
menyebabkan munculnya sub-kultur tersebut.
Dalam hal yang disebut penduduk
terdiri dari berbagai macam unsure, salah satunya adalah masyarakat. Masyarakat
adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lain. Mc
Iver pakar sosiologi politik pernah mengatakan: ”Manusia adalah makhluk yang
dijerat oleh jaring – jaring yang dirajutnya sendiri”. Jaring – jaring itu
adalah kebudayaan. Mc Iver ingin mengatakan bahwa kebudayaan adalah sesuatu
yang diciptakan oleh masyarakat (socially constructed) tetapi pada gilirannya
merupakan suatu kekuatan yang mengatur bahkan memaksa manusia untuk melakukan
tindakan dengan “pola tertentu”. Kebudayaan bahkan bukan hanya merupakan
kekuatan dari luar diri manusia tetapi bisa tertanam dalam kepribadian individu
(internalized). Dengan demikian kebudayaan merupakan kekuatan pembentuk pola
sikap dan perilaku manusia dari luar dan dari dalam. Unsur paling sentral dalam
suatu kebudayaan adalah nilai – nilai (values) yang merupakan suatu konsepsi
tentang apa yang benar atau salah (nilai moral), baik atau buruk (nilai etika)
serta indah atau jelek (nilai estetika). Dari sistem nilai inilah kemudian
tumbuh norma yang merupakan patokan atau rambu – rambu yang mengatur perilaku
manusia di dalam masyarakat.
Dari uraian tersebut diatas jelas
sekali bahwa kebudayaan merupakan unsur paling dasar (basic) dari suatu
masyarakat, sehingga sampai sekarang sebahagian sosiolog dan antropolog masih
menganut faham cultural determinism yaitu bahwa sikap, pola perilaku manusia
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaannya.
SUMBER:
Comments
Post a Comment