Manusia dan Keindahan


Manusia dan Keindahan

from: https://www.thesun.co.uk/news/9666912/photos-natural-world-earth-nature-pictures/

          A.   Pengertian Keindahan
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.

Keindahan berasal dari kata indah, yang artinya adalah bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah adalah segala hasil seni meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga), Manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh) Keindahan adalah identik dengan kebenaran atau kenyataan.

Keindahan Dalam Arti Luas Meliputi
  1. Keindahan Jasmani dan rohani dapat diibaratkan keindahan jiwa maupun raga yang dimiliki oleh manusia.
  2. Keindahan Seni dapat diartikan dengan pembuatan hasil karya, entah itu karya musik, tari, patung, maupun lukisan.
  3. Keindahan Alam dapat diartikan dengan penglihatan akan suatu pesona alam, dan dapat dijelaskan dengan kata-kata begitu juga sama dengan keindahan seni.
  4. Keindahan Moral dapat dilihat dari perilaku, kepribadian dan tata krama setiap individu manusia.
  5. Keindahan Intelek dimana keindahan dalam cara manusia berfikir cerdik.


          B.   Makna Keindahan
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.     Keindahan dalam arti luas menurut para ahli, yaitu:
a.     Menurut The Liang Gie keindahan adalah ide kebaikan.
b.     Menurut Pluto watak yang indah dan hukum yang indah.
c.     Menurut Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Jadi pengertian yang seluas-luasnya meliputi:
a.     keindahan seni
b.     keindahan alam
c.     keindahan moral
d.     keindahan intelektual 
2.  Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3.   Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda benda yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.
Contoh keindahan dalam bentuk benda:
a.  Secara alami: Manusia menaruh rasa kagum atas keindahan alam yang merupakan ciptaan dari Yang Maha Kuasa.
b.     Buatan tangan: Karya seni yang memiliki nilai estetika yang dapat dinilai oleh manusia.

Keindahan identik dengan kebenaran dan kebenaran identik dengan keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama, yaitu abadi dan memiliki daya tarik yang abadi. Apabila tidak mengandung kebenaran, maka tak bisa disebut indah. Ada dua nilai terpenting dalam keindahan, yaitu sebagai berikut:
1.     Nilai Ekstrinsik, ialah suatu alat buat membantu suatu hal.
2.     Nilai Intrinsik, ialah sifat baik yang terkandung di dalamnya.

          C.   Nilai Estetika
Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Pada prinsipnya masalah estetika selalu bertumpu pada dua hal, yaitu keindahan dan seni,tetapi dari kedua hal tersebut berkaitan dengan masalah nilai, pengalaman estetis dan pencipta seni (seniman). Keindahan dan seni merupakan dua hal yang saling berhubungan. Salah satu bentuk perwujudan keindahan adalah dalam bentuk karya seni. Seni memang bukan produk keindahan, tetapi keindahan itu merupakan suatu idealisasi yang sebaiknya melekat pada media seni itu. Keindahan bukan hanya kesenangan inderawi, tetapi juga terletak di dalam hati.

         D.   Nilai Intrinsik dan Ekstrinsik

a.     Nilai Ekstrinsik
Dapat diartikan sebagai alat bantu untuk menyempurnakan suatu keindahan. Contoh: Sebuah musik jika tidak dibantu dengan nada dan irama yang pas, maka musik itu tidak akan terdengar indah jika terdengar ditelinga.

b.     Nilai Intrinsik
Dapat diartikan dengan nilai yang terkandung dalam suatu keindahan. Contoh Lukisan yang dibuat oleh tangan manusia memiliki arti dan maksud dari lukisan yang ia buat itu sendiri.
Contoh: Tarian Damarwulan-minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya. Tarian itu merupakan nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.
Nilai keindahan instrinsik adalah nilai bentuk seni yang dapat diindera dengan mata, telinga atau keduanya. Nilai bentuk ini kadang juga disebut nilai struktur yaitu bagaimana cara menyusun nilai-nilai ekstrinsiknya atau bahannya berupa rangkaian peristiwa. Semuanya disusun begitu rupa sehingga menjadi sebuah bentuk yang berstruktur dan dinamai nilai instrinsik. Cara menyusun bentuk tadi melahirkan sebuah cerita. Kumpulan peristiwa yang sama oleh dua orang penulis mungkin saja disusun berdasarkan urutan atau struktur yang berbeda, sehingga nilai seninya juga berbeda.

          E.   Kontemplasi dan Ekstansi

Setiap manusia memiliki rasa atau selera tentang keindahan. Sedangkan keindahan tersebut terbagi lagi menjadi kontemplasi dan ekstansi.
a.     Kontemplasi yaitu dasar dari pemikirian manusia untuk menyatakan keindahan.
b.     Ekstansi adalah untuk merasakan atau menikmati suatu keindahan.
Jadi kontemplasi dan ekstansi saling keterhubungan. Sehingga manusia dapat merasakan suatu keindahan dan kemudian dinyatakan oleh ungkapan.

          F.   Teori Renungan
Renungan berasal dari kata renung, artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Namun secara definisi renungan adalah proses memikirkan sesuatu dalam keadaan diam dan dalam-dalam. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologis.

1.     Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan gambaran keinginan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti misalnya images warna, garis dan kata. Pengalamam estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.

2.     Teori Metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Paaa taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi.

3.     Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805).

          G.  Teori Keserasian
Keserasian adalah perpaduan, pertentangan, ukuran, seimbang. Terdapat 2 teori keserasian:

1.     Teori Objectif dan Subjectif
Salah satu persoalan pokok dari teori keindaha adalah mengenai sifat dasar dari keindahan . apakah keindahan merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori ogjektif dan subjektif.

a.     Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang memnuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhnya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda. Pendukung teori objectif adalah Plato dan Hegel.

b.     Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada penerapan dan si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda indah itu. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry dan Edmund Burke.

2.     Teori Pengimbangan
Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, dan pelimpahan.
Teori pengimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunanai Kuno dulu dipahami dalam arti terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (mempunyai bagian-bagian). Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka.
Teori ini hanya berlaku dari abad ke-5 sebelum Masehi sampai abad ke-17 Masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni.
Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan sesungguhnya tercipta dari tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, pengambaran, pelimpahan, dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan.


SUMBER:

Comments

Popular posts from this blog

Manusia Dan Penderitaan

Studi Kasus Sastra dan Seni dalam Ilmu Budaya Dasar